Rabu, 28 Desember 2011

Azab Dan Dosa Durhaka Terhadap Orang Tua

 “dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, dan durhaka kepada orang tua, dan membunuh manusia dan sumpah palsu”.  
( H.R. Bukhari )

"Setiap dosa, siksanya ditunda sampai dengan hari kiamat tiba, kecuali siksa bagi orang yang durhaka kepada orang tua. Kepada pelakunya siksaan itu akan diberikan dengan segera, ketika masih di dunia ini." ( HR.Hakim )

1. Haram Masuk Surga.
“Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan seorang dayyuts (merelakan kejahatan berlaku dalam keluargannya, merelakan istri dan anak perempuan selingkuh)”
( H.R. Nasa’i dan Ahmad )

2. Dimurkai Allah SWT.
“keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah pun tergantung pada murka kedua orang tua”. 
( H.R. al-Hakim )

3. Allah Tidak Menerima Shalatnya.
“Allah tidak akan menerima shalat orang dibenci kedua orang tuannya yang tidak menganiaya kepadannya”. 
 ( H.R.  Abu al-Hasan bin Makruf )

"Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima (amal kebajikannya) dari yang sunnah maupun yang fardhu, yaitu durhaka kepada orang tua, orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya, dan orang yang mendustakan takdir”. ( H.R. Thabrani )

4. Dipecat Sebagai Pengikut Nabi SAW.
bukan termasuk dari golongan kami orang yang diperluas rezekinnya oleh Allah lalu ia kikir dalam menafkahi keluargannya”. 
( H.R. ad-Dailamy )

5. Mendapat “Gelar” Kafir.
“jangan membenci kedua orang tuamu. Barang siapa mengabaikan kedua orang tua, maka dia kafir”. 
( H.R. Muslim )

6. Balasan Azab Dengan Segera Didunia.
Al-hakim dan al-Ashbahani, dari abu bakrah r.a. dari Nabi Saw, beliau bersauba,
“setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa mendurhakai kedua orang tua. sesungguhnya Allah akan menyegerakan (balasan) kepada pelakunnya didalam hidupnya sebelum mati”.

7. Tidak Diampuni Dosannya.
Dari Aisyah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda,
dikatakan kepada orang yang durhaka kepada kedua orang tua, “berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku tidak akan mengampuni. “Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orang tua, perbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku mengambunimu.” (H.R. Abu Nu’aim)

8. Membatalkan Seluruh Amal.
“ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu (a) syirik kepada Allah, (b) durhaka kepada orang tua, (c) seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu dan jahil”. ( H.R. Thabrani )
 
9. Haram Mencium Aroma Surga.
Bau surga yang radiusnya sejauh 1000 tahun perjalanan itu tak bisa dirasakan oleh orang durhaka. Benar2 dahsyat.
“sesunguhnya aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu tahun, dan demi Allah tidak akan mendapatinnya barang siapa yang durhaka dan memutuskan silaturahim”. ( H.R.Thabrani )

10. Terputus Rezekinnya.
“apabila seseorang tidak meninggalkan doa bagi kedua orang tuannya, maka akan terputus rezekinya”.    
 ( H.R. ad-Dailamy )

Seseorang yang Tidak mendoakan kedua orang tuanya termasuk kategori orang yang durhaka terhadap orang tuannya. Oleh karena itu, orang tua wajib mendapatkan doa dari anaknya.

11. Orang yg Mendapat Kerugian Besar.
sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina orang yang mendapati atau salah satunnya sampai tua, lantas ia tidak dapat masuk surga”. (H.R. Muslim)

12. Dibenci Allah.
“Barang siapa ridha kepada kedua orang tuannya, berarti ia ridha kepada Allah. Dan barang siapa membenci kedua orang tua, sungguh dia membenci Allah”. ( H.R. Ibnu an-Najjar )

Bentuk-Bentuk  Durhaka (Uquq) Kepada Orang Tua :

[1] Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun peruntukan yg memuntuk orang tua sedih dan sakit hati.
[2] Berkata ‘ah’ dan tdk memenuhi panggilan orang tua.
[3] Membentak atau menghardik orang tua.
[4] Bakhil, tdk mengurusi orang tua bahkan lebih mementingkan yg lain dari pada mengurusi orang tua padahal orang tua sangat membutuhkan. Seandai memberi nafkah pun, dilakukan dgn penuh perhitungan.
[5] Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
[6] Menyuruh orang tua, misal menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tdk pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu” melakukan pekerjaan tersebut dgn kemauan sendiri maka tdk mengapa dan krn itu anak hrs berterima kasih.
[7] Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
[8] Memasukkan kemungkaran kedalam rumah misal alat musik, mengisap rokok, dll.
[9] Mendahulukan taat kpd istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dgn tega mengusir ibu demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.
[10] Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dgn keberadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosial meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini ialah sikap yg amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yg keji dan nista.

8 Langkah Mencegah Anak Jadi Durhaka


Anak durhaka bisa jadi berangkat dari orangtua yang durhaka pula alias menyepelekan hak-hak anak. Untuk itu, para orangtua sudah sepatutnya melakukan koreksi diri.

Pertama, hendaknya setiap keluarga terutama bapak dan ibu, mendalami akidah dengan benar. Mengamalkan syariat Islam dan menjadikan dirinya teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Kedua, orangtua hendaknya istiqamah dalam perkataan dan perbuatan. Orangtua bukanlah pembuat hukum, sehingga semaunya sendiri boleh melanggar dan memaksa anak sementara dia sendiri tidak mampu membuktikan apa yang jadi perintahnya.

Ketiga, orang tua hendaknya menjaga lisan dan perbuatannya dari hal yang haram. Berbicara yang baik, penuh dengan kasih sayang kepada anak. Rasulullah SAW bersabda; “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam.” (Riwayat Muslim)

Keempat, jika orangtua memperlakukan adil kepada anak, maka akan memberi kesan dan membendungnya dari kekecewaan dan kedurhakaan. Maka hendaknya berbuat adil. “…Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (Al-Maidah [5]: 8)

Kelima, selalu menasihati anak sebagaimana yang Allah perintahkan; “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (At-Tahrim [66]: 6)

Keenam, mendidik anak dengan pendidikan tauhid, menasihati mereka agar selalu merasa selalu diawasi Allah Ta’ala. Sebagaimana yang dilakukan Luqman kepada anaknya; “Hai anakku, jika ada perbuatan seberat biji sawi yang berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (Luqman [31]: 16)

Ketujuh, orangtua seharusnya memperhatikan pergaulan anak, lingkungan (bi’ah) yang kondusif memelihara tumbuhnya iman, mengarahkan mereka agar giat belajar, membiasakan berbuat baik, dan menjauhkan permainan yang merusak moral.

Kedelapan, orangtua wajib pula mendoakan anak-anaknya agar mendapatkan hidayah, dan senantiasa dijaga dalam kebaikan.