Kamis, 18 Mei 2017

ANDAI ANDAI BESEMAH PAGARALAM "JAMBU MBAK KULAK"

VERSI 2
LI BEDA NARASINYE SAJE AME ALUR CERITENYE MASIH SAME NEK INI BANYAK BASE INDONESIA-EE


"JAMBU MBAK KULAK"



Suatu hari ada dua orang kakak beradik sedang berjalan di hutan. Tiba-tiba sang adik melihat sebuah jambu mbak kulak (sebesar gentong). Sang adik pun ingin jambu itu.

"Kak, ambilkah jambu itu," ucap adik pada kakak.
 Sang kakak bingung karena ia tidak bisa memanjat. Kemudian ia melihat tupai. 
Kakak berkata pada tupai, "Tupai, tolong aku. Tolong ambilkan jambu adikku."
Tupai berkata, "Oke. Di mane jambunye ?"

Mereka pun pergi ke pohon jambu.
"Oke, aku ambilkan," kata tupai.
Setelah tupai naik pohon, tupai malah memakan jambu itu sedikit-sedikit.
"Enaakkk," kata tupai.

Sang adik menangis, karena tupai sedang memakan jambu mbak kulaknya.
"Tupai, kembalikan jambu adikku," perintah kakak.
"Siniii. Ambil sendiri," ucap Tupai dengan sombong sambil makan jambu.

Sang kakak dan adik pun pergi. Kemudian bertemu dengan sumpit. 
Kakak berkata, "Oi sumpit, tolong aku. Tolong kami, sumpit tupai. Tupai nindak kembalikan jambu adikku."
"Ndak ai.. Kami kawan," jawab sumpit sambil berlalu.

Sang adik makin menangis. Kakak pun kebingungan. Kemudian mereka berjalan lagi dan bertemu Puntung (Kayu Bakar).

"Oi puntung, tolong aku. Tolong bagur (pukul) sumpit. Sumpit nindak nyumpit tupai. Tupai nindak balikkan jambu adikku," pinta kakak.
"Nindak ai. Kami kawan," jawab puntung dengan sombong.

Adik kian menangis. Kemudian mereka berjalan lagi dan bertemu dengan api. Tanpa putus asa sang kakak berusaha meminta bantuan.
"Oi api, tolong aku. Tolong bakar puntung. Puntung nindak bagur sumpit. Sumpit nindak nyumpit tupai. Tupai nindak balikkan jambu adikku."
"Nindak aiii.. Kami kawan," jawab api.

Adik dan kakak ini kian bingung. Mereka nyaris putus asa. Namun, di jalan mereka menemukan air sungai. Lalu, sang kakak berkata lagi hal yang sama pada sungai.
Oi ayek tulung aku. Tulung kamu padamkan api, api nindak bakar puntung, puntung nindak bagur sumpit, sumpit nindak nyumpit tupai, tupai nindak balikkah jambu adikku, ” kata kakak. ” Nggup ai. kami kawan, ” jawab ayek.

Kemudian adik kakak itu berjalan lagi dan bertemu gunung. ” Oi gunung tolong aku. Tolong kamu hempas ayek. Ayek nindak padamkah api. Api nindak bakar puntung. puntung nindak bagur sumpit nindak nyumpit tupai.Tupai nindak balikkah jambu adikku,”ujar kakak.”Enggup, kami kawan,”jawab gunung.

Kemudian, mereka berjalan lagi.lalu bertemu dengan seekor kerbau besar. sang kakak langsung berkata,”oi kerbau tolong aku. tolong kamu suntur gunung. Gunung nindak hempas ayek. ayek nindak padamkah api. Api nindak bakar puntung.puntung nindak bagur sumpit.sumpit nindak nyumpit tupai. Tupai nindak balikkah jambu adikku,”minta sang kakak, sementara sang adik masih menangis.”Enggup ai. Kami kawan,”jawab kerbau sambil makan rumput.

sang adik pun semakin jadi menangis. Kakak kebingungan. Kemudian mereka melihat tali sedang mengikat pohon. Kakak berkata,”oi taliii tulung aku. Tolong kamu kebat kerbau. Kerbau nindak nyuntur gunung. Gunung nindak ngempas ayek. Ayek nindak madamkah api. Api nindak bakar puntung. Puntung nindak bagur sumpit. Sumpit nindak nyumpit tupai. Tupai nindak balikkah jambu adingku,”minta kakak penuh harap.

Tali merasa iba melihat si adik dan tali juga benci dengan kerbau. Kemudian tali menjawab,”au, aku tolong. Dimane kerbaunye ?,” tanya tali. Sang kakak sangat senang dan bergegas menunjukan dimana kerbau. “Disane,”kata kakak sambil menunjuk kerbau.

“Kerbau sini kaba. Kuikat. Kaba nindak nyuntur gunung,”teriak tali sambil berlari ke arah kerbau dan segera mengikat kerbau.”Oiii au au. Ampun tali jangan kebat aku. Au aku suntur gunung. Dimane gunungnye ?,” tanya kerbau.Disane jawab sang kakak menunjuk gunung. Si kerbau langsung ngamuk, berlari menuju gunung. Gunuuung kusuntur kaba . Kaba nindak ngempas ayek,” teriak kerbau. Kerbau menyuntur gunung. kemudian gunung berkata ” ampun kerbau jangan suntur aku. au aku empas ayek. dimane ayeknye?,”  tanya gunung. Kemudian sang kakak menunjukkan dimana ayeknya. Gunung langsung merah dan bersiap menghempas ayek. ” Ayek. kuhempas kaba. Kaba nindak madamkah api,” teriak gunung.

Mengetahui gunung hendak menghempasnya, ayek ketakutan dan langsung menjawab dengan gugupau nung. Jangan hempas aku nung. Au aku padangkah api. Tolong jangan hempas aku. Dimane apinye,?” tanye ayek. Sang kakak menunjukkan dimana api. Terlihat api sedang santai sambil membakar sampah. ” Api. Kupadamkah kamu nindak bakar puntung,” teriak ayek sambil membuat pusaran bersiap memadamkan api.

Api langsung kaget mendengar suara ayek. Tidak biasanya ayek semarah ini dengan api. Api langsung lari dan ayek mengejar ayek hingga kedalam hutan. ” Tolong-tolong,” teriak api. ” Au aku bakar puntung. Anye tolong jangan padamkah aku, ” pinta api. ” Disane, ” jawab kakak. Api langsung menjalar kepuntung. ” Kubakar kau puntung maaf nian puntung aku nindak dipadamkah ayek, ” teriak api. Puntung kaget api mendekat dengannya dengan api yang terpanas. ” jadi arang kau puntung, kau nindak bagur sumpit, ” teriak api.

“Jangaaan. Au jangan pi, jangan bakar aku tolong. Au aku galak bagur sumpit. Anye jangan bakar aku, ” minta puntung dengan penuh harapan. Puntung pun bergegas mencari sumpit. Terlihat sumpit sedang asik menyumpit mie. Puntung mengejarnya, “sumpit. Disini kaba. Kubagur kaba. Kaba nindak nyumpit tupai,” teriak puntung.

Sumpit kaget melihat puntung, ” aaargh. Jangan bagur aku puntung. Au aku galak nyumpit tupai anye jangan bagur aku, ” minta sumpit sambil berdiri dimangkok. Sumpit pun langsung meencari tupai. Terlihat tupai sedang asik makan jambu si adik. ” Tupai. Kusumpit kaba. Amu nindak balekkah jambu adik tu,” teriak sumpit dengan cuek. 
Tupai menjawab “au nah. Ambillah jambunye,” kata tupai sambil memberikan jambu ke adik.

Akhirnya adik bisa makan jambu. namun ternyata ambunya tinggal sedikit.. padahal tadi jambunya mbak kulak. adik pun tetap memakan jambu itu.