VERSI 1
LI BEDA NARASINYE SAJE AME ALUR CERITENYE MASIH SAME
LI BEDA NARASINYE SAJE AME ALUR CERITENYE MASIH SAME
JAMBU MBAK
KULAK
Dikisahkan seorang putri dan adiknya sedang
berjalan menuju hutan. Di perjalanan, sang adik melihat jambu sebesar kulak (kaleng
mentega ukuran 2 kg). Sang adik meminta Putri untuk mengambilkan jambu di atas
pohon. Namun karena Putri tidak bisa memanjat, maka dia meminta Tupai yang
kebetulan sedang lewat.
Putri: Tupai, maukah Engkau mengambilkan jambu
untuk adikku?
Tupai: Mau. Engkau ‘kan temanku.
Dengan senang hati Putri
menunggu Tupai mengambilkan jambu untuk Adiknya. Namun, setelah Tupai
mendapatkan jambu, ternyata dia tidak mau memberikan jambu itu kepada Putri dan
Adiknya. Tupai justru asyik memakan jambu itu.
Dengan sedih Putri dan Adiknya berjalan masuk
ke dalam hutan untuk mencari pertolongan. Di dalam hutan, mereka bertemu dengan
Kayu Bakar. Putri pun meminta pertolongan Kayu Bakar.
Putri: Kayu Bakar, maukah
kau memukul Tupai? Tupai tidak mau mengembalikan jambu adikku.
Kata Kayu Bakar:
Mengapa saya harus menolong mu? Tupai ‘kan teman ku.
Putri kembali berjalan mencari pertolongan,
dan ia pun bertemu dengan Api. Putri pun kembali meminta pertolongan dengan
Api.
Putri: Api, maukah kau membakar Kayu Bakar? Kayu Bakar tidak mau memukul
Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu adikku.
Sahut Api: Mengapa saya
harus membakar Kayu Bakar? Kayu Bakar kan temanku.
Putri bersedih karena tidak ada yang mau
menolongnya. Dia dan adiknya berjalan lagi
masuk ke hutan dan bertemu Air. Kembali Putri
meminta pertolongan Air.
Putri berkata: Air, maukah kau mematikan Api? Api
tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak
mau mengembalikan jambu Adikku.
Ternyata air menolak permintaan Putri. “Mengapa
saya harus memadamkan Api? Api kan temanku,” katanya.
Lagi-lagi Putri harus menelan kekecewaan
karena tidak mendapatkan pertolongan dari Air.
Lalu dia berjalan lagi dan bertemu dengan
Gunung. Putri pun meminta pertolongan Gunung.
“Gunung, maukah kau menahan Air?
Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar
tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu Adikku,” kata
Putri.
Gunung menyahut, “Mengapa saya harus menahan Air. Air kan teman ku.”
Dengan bersedih Putri melanjutkan
perjalanannya dan bertemu dengan Kerbau. Dia pun kembali mencoba meminta
pertolongan Kerbau.
“Kerbau, maukah kau menghancurkan Gunung? Gunung tidak mau
menahan Air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu Bakar.
Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu
Adikku,” kata Putri.
Kerbau menjawab, “Mengapa saya harus menghancurkan Gunung?
Gunung kan teman ku.”
Putri kemudian berjalan lagi dan bertemu
dengan Tali. Ia mencoba untuk meminta bantuan dari Tali.
Kata Putri, “Tali,
maukah kau mengikat Kerbau? Kerbau tidak mau menghancurkan Gunung. Gunung tidak
mau menahan air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu
Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu
Adikku.”
“Mengapa saya harus mengikat Kerbau. Kerbau kan temanku,” jawab Tali.
Dengan sedih Putri berjalan lagi dan bertemu
dengan Tikus.
Dia pun meminta pertolongan Tikus. Putri meminta Tikus untuk
mengerat Tali. Tali tidak mau mengikat Kerbau. Kerbau tidak mau menghancurkan
Gunung. Gunung tidak mau menahan Air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak
mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau
mengembalikan jambu Adikku.
Tikus menjawab, “Mengapa saya harus mengerat Tali.
Tali kan teman ku.”
Putri terus melanjutkan perjalanan dengan hati
yang sedih. Bertemulah dia dengan Kucing. Dia pun minta pertolongan Kucing.
Putri berkata, “Kucing, maukah kau memakan Tikus? Tikus tidak mau mengerat
tali. Tali tidak mau mengikat Kerbau. Kerbau tidak mau menghancurkan Gunung.
Gunung tidak mau menahan Air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau
membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau
mengembalikan jambu adikku.”
Kucing dengan senang hati menjawab, “Tentu saja
Saya mau.Tikus kan makanan Saya.”
Mendengar Kucing akan memakannya, segera Tikus
berkata, “Daripada saya dimakan Kucing lebih baik saya mengerat Tali.
Mengetahui Tikus akan mengeratnya, segera Tali berkata, “Daripada Tikus
mengerat saya, lebih baik saya mengikat Kerbau. Lalu Kerbau mendengar bahwa ia
akan diikat oleh Tali maka dia berkata, “Daripada saya diikat Tali lebih baik
saya menghancurkan Gunung. Ketika gunung mengetahui akan dihancurkan oleh
kerbau, ia pun mengancam akan menahan Air. Ketika Air mengetahui ia akan
ditahan Gunung, Air pun berkata, “Daripada saya ditahan Gunung, lebih baik saya
memadamkan Api.” Seterusnya, ketika Api mengetahui ia akan disiram Air, Api pun
berkata, “Daripada saya dipadamkan oleh Air, lebih baik saya membakar Kayu
Bakar.” Ketika Kayu Bakar tahu akan dibakar oleh Api, Kayu Bakar pun berkata,
“Daripada saya dibakar Api lebih baik saya memukul Tupai.”
Akhirnya, Tupai mengetahui dirinya akan
dipukul oleh Kayu Bakar, segera Tupai mengembalikan jambu kepada si Putri.
Sayangnya, ternyata jambu yang dikembalikan tinggal sisa yang kecil, karena
sepanjang perjalanan Putri meminta pertolongan, jambu selalu digigit oleh
Tupai.