Kamis, 25 April 2013

Sukjong Raja Joseon, Ratu Inhyeon, Selir Jang Hee Bin



serial drama queen in hyun man's

sumber info http://id.wikipedia.org/wiki/Sukjong_dari_Joseon


Sepenggal Kisah Raja Sukjong Joseon

Raja Sukjong dilahirkan pada tanggal 15 Agustus 1661, putra Raja Hyeonjong dan Ratu Myeongseong di Istana Changdeok. Namanya adalah Yi Sun.

Ia menjadi Putra Mahkota pada tahun 1667 pada usia 7 tahun dan ia menjadi Raja Dinasti Joseon yang ke-19 pada tahun 1674 pada usia 14 tahun.

Raja Sukjong merupakan seorang politisi yang cerdas, namun pemerintahannya ditandai oleh pertengkaran intens beberapa fraksi di dalam Dinasti Joseon. Sukjong sering mengganti fraksi yang berkuasa dengan yang lainnya untuk menguatkan otoritas kerajaan.

Dengan pergantian tersebut, yang disebut dengan hwanguk (환국 換局), fraksi yang kalah dsingkirkan seluruhnya dari politik dengan eksekusi dan diasingkan.

Walaupun demikian, pergantian yang semrawut itu tidak memengaruhi populasi umum secara signifikan, dan pemerintahannya dianggap sebagai salah satu dari masa kemakmuran.

Nama Lengkap Anumertanya adalah : Raja Sukjong Hyeoneui Gwangyun Yeseong Yeongryeol Yumo Yeongun Hongin Jundeok Baecheon Habdo Gyehyu Dokgyung Jeongjung Hyeopgeuk Sineui Daehun Jangmun Heonmu Gyungmyung Wonhyo yang Agung Korea.


Daftar Keluarga Sukjong

Ayah : Raja Hyeonjong (현종)
Ibu : Ratu Myeongseong dari klan Kim (명성왕후 김씨)

Ratu

Ratu Ingyeong dari klan Kim (인경왕후 김씨, 1661–1680)
-Dua orang putri yang meninggal pada saat lahir

Ratu Inhyeon dari klan Yeoheung Min (인현왕후 민씨, 1667–1701)
- Tanpa keturunan

Ratu Inwon dari klan Kim (인원왕후 김씨, 1687–1757)
- Tanpa keturunan


Selir-selir :

* Selir Hee dari klan Indong Jang (희빈 장옥정, 1659-1701)
* Selir Suk dari klan Choi (숙빈 최씨, 1670-1718)
* Selir Myeong dari klan Park (명빈 박씨)
* Selir Yeong dari klan Kim (영빈 김씨)
* Kim Gwi-in (귀인 김씨)
* Yu So-ui (소의 유씨)
* Choi So-ui (소의 최씨)


Keturunan :
- Putra Tunggal Selir Hui dari klan Indong Jang “putra tunggal jang ok jung / selir jang hee-bin”

Pangeran Yeoning (연잉군 1694–1776)
- Putra Tunggal Selir Suk dari klan Choi “putra tunggal choi suk-bin / dong-yi”

Pangeran Yeonryeong
- Putra Tunggal Selir Myeong "Park Myeong Bin" dari klan Park 


Catatan Para Permaisuri Sukjong

Ratu Ingyeong (1661–1680)

Putri Kim Man-gi dan Lady Han

Ia menikah di usia 10 tahun dengan Sukjong (yang ketika itu masih sebagai Putra Mahkota (王世子 왕세자 wangseja), gelarnya adalah Puteri Istri Putra Mahkota (王世子嬪 왕세자빈 wangsejabin).

Pada tahun 1674, bersama dengan kenaikan tahta suaminya, ia menjadi Permaisuri Joseon.

Di bulan Oktober 1680 (usia 19 tahun), ia sakit cacar dan wafat 8 hari kemudian di Istana Changdeok.

Ia dimakamkan di Ikneung (익릉) di Propinsi Gyeonggi.

Ia memiliki 2 putri, yang mati pada saat lahir.

Ia diberikan gelar anumerta "Ratu Ingyeong, Gwangryeol Hyojang Myeonghyeon Seonmok Hyeseong Sunui"


Ratu Inhyeon (1667–1701)

Putri Min Yoo-jung dan Lady Song

Ia menjadi Permaisuri Sukjong dengan pernikahan pada tahun 1681, setahun setelah wafat-nya ratu Ingyeong.

Ia mungkin dikenal sebagai salah satu Ratu yang terbaik di dalam Dinasti Joseon. Kehidupannya digambarkan di dalam banyak drama sejarah Korea. Dalam drama Sageuk yang berjudul “Jang Ok Jung, Live In Love” April 2013, ratu Inhyeon digambarkan sebagai seorang politikus sejati, dimana sang ratu berhasil membuat beberapa kesepakatan dengan sukjong. Dalam drama tersebut ratu mungkin tidak me-menang-kan hati sukjong tapi dia mampu me-menangkan hati rakyat joseon. Dalam salah satu episode ratu berkata : bahwa setelah beberapa ratus tahun berlalu pun dia tetap akan menjadi ratu terbaik yang pernah ada di-joseon dan orang-orang dimasa mendatang akan selalu mengenang-nya.

Ketika so-ui Jang Ok-jeong “selir jang” melahirkan seorang putra pada tahun 1688, terjadi perselisihan berdarah yang disebut Gisa Sahwa (기사사화).

Selama ini, Sukjong ingin memberikan putra tertuanya (yang bergelar wonja (元子 원자) = putra pertama) menjadi gelar "Putra Mahkota" (王世子 왕세자 wangseja) dan ingin mempromosikan Lady Jang dari status So-ui ke status Hui-bin.

Aksi ini ditentang oleh fraksi Noron (dipimpin oleh Song Si-yeol dengan Min Yoo-jung (ayah Inhyeon) sebagai anggotanya).

Dan ini tentu saja didukung oleh fraksi Soron (dimana Jang Hui-jae (kemudian) abang Jang so-ui adalah salah seorang anggotanya).

Noron dan Soron berasal dari partai Seoin yang terbagi menjadi dua, Noron adalah pendukung ratu Inhyeon dan kelak juga akan menjadi pendukung utama Choi Suk-bin  http://kadorama-recaps.blogspot.com/2013/06/jang-ok-jung-episode-19.html

Sukjong menjadi marah dengan oposisi tersebut dan banyak yang dibunuh termasuk Song Si-yeol. Banyak anggota termasuk Inhyeon dan keluarganya, dipaksa dibuang ke pengasingan.

Ratu Inhyeon digulingkan dan Jang so-ui menjadi Jang hui-bin dan kemudian menjadi Permaisuri Ketiga.

Kemudian pada tahun 1694, Sukjong merasa menyesal atas sikap temperamennya, dan menyerah kepada penempatan kembali Inhyeon, yang dipimpin oleh Soron (kejadian ini disebut Gapsul Hwanguk (갑술환국).

Ia dibawa kembali ke istana dan dikembalikan statusnya sebagai Permaisuri dengan Lady Jang diturunkan ke status hui-bin.

Pada tahun 1701 di usia 34 tahun, ia jatuh sakit dan meninggal, penyebab penyakit tersebut tidak diketahui.

Konon ketika Sukjong sedang berkabung atas kematian Inhyeon, memimpikannya mengenakan pakaian sobok yang penuh bersimbahan darah. Sukjong bertanya pada Inhyeon bagaimana ia mati, yang kemudian menunjuk ke arah kamar Jang Hui-bin (tanpa berkata apa-apa).

Sukjong terbangun dari mimpinya dan pergi ke kamar Jang. Ketika mendekat, ia mendengar musik dan suara tertawa. Dengan menguping ia melihat Jang Hui-bin dengan seorang Shaman di dalam kamarnya, sedang berdoa untuk kematian Ratu dan menusuk sebuah boneka dengan panah. Ketika hal tersebut dipergoki oleh Sukjong, selir jang bersama dengan abangnya dieksekusi atas perbuatannya dengan meminum racun (사사 sasa).

Salah satu pelayan Ratu menulis sebuah buku yang disebut Inhyeon Wanghu Jeon (仁顯王后傳 인현왕후전 Kisah Ratu Inhyeon), yang masih ada sampai sekarang.

Ia dimakamkan di Myeongreung (명릉) Propinsi Gyeonggi dan Sukjong kemudian dimakamkan dekat dengannya di area yang sama.

Ia diberikan gelar anumerta "Ratu Inhyeon, Hyogyeong Sukseong Jangsun Wonhwa Uiyeol Jeongmok"


Ratu Inwon (1687–1757)

Putri Gim Joo-shin dan Lady Jo dari klan Imcheon Jo

Ia menikah dan menjadi Permaisuri Ketiga Sukjong diusia 15 tahun pada tahun 1702, satu tahun setelah kematian Inhyeon pada tahun 1701.

Ia selamat dari penyakit cacar pada tahun 1711.

Ia menjadi Ibu Suri (大妃 대비 daebi) setelah Sukjong wafat dan anak tirinya (oleh Jang hui-bin) menjadi raja.

Dan Ibu Suri yang Agung (大王大妃 대왕대비 daewangdaebi) pada tahun 1724 ketika Yeongjo (anak tiri lainnya oleh Choi suk-bin “dong-yi”) yang ia sayangi menjadi raja, setelah raja Gyeongjong (anak tirinya oleh Jang hui-bin “selir jang”) wafat.

Ia tidak memiliki keturunan dan wafat pada tahun 1757 di usia 70 tahun dan dimakamkan dekat dengan Sukjong dan Inhyeon di Propinsi Gyeonggi.

Ia diberikan gelar anumerta "Ratu Inwon, Hyesun Jagyeong Heonryeol Gwangseon Hyeonik Kangseong Jeongdeok Suchang Yeongbok Yunghwa Hwijeong Jeongwoon Jeongui Jangmok Inwon Wanghu"


Catatan Para Selir Sukjong yang terkenal


Ia hanya diketahui sebagai seorang keponakan yang pernah disingkirkan seorang pedagang yang bernama Jang Hyeon (장현) dan tidak ada catatan tentang siapa ayahnya.

Namun, konon menurut sebuah isu, ayahnya adalah Jo Sa-seok (조사석, keponakan kedua Ibu Suri Jangryeol), karena ibu Ok-jeong (Nyonya Yoon) merupakan gundiknya yang terkenal.

Ok-jeong menjadi pelayan istana Ibu Suri Jangryeol (ratu kedua Injo) dengan rekomendasi Pangeran Dongpyeong (keponakan pertama Sukjong yang pernah disingkirkan).

Kemudian pada tahun 1686, Sukjong bertemu dengannya setelah sebuah kunjungan dengan nenek buyut tirinya (Ibu Suri Jangryeol) dan menjadikannya selir dan memberinya gelar suk-won.

Pada tahun 1688, ia dipromosikan ke so-ui, dan pada tahun 1688 ia melahirkan seorang putra dan menjadi hui-bin.

Ketika Inhyeon digulingkan dan dibuang ke pengasingan di bulan Mei 1688, ia menjadi Permaisuri Ketiga yang di dukung oleh fraksi Soron dan putranya dijadikan Putra Mahkota, memberi ruangan untuk Gisa Hwanguk.

Kemudian pada tahun 1694, dengan penempatan kembali Inhyeon, Permaisuri jang dikembalikan statusnya menjadi hui-bin.

Pada tahun 1701, Inhyeon meninggal oleh sebuah penyakit yang tidak diketahui.

Konon Sukjong memergoki Jang hui-bin, abangnya Jang Hui-jae dan seorang Shaman menjampi-jampi kematian Inhyeon (ketika menusuk sebuah boneka dengan panah).

Jang hui-bin, abangnya dan setiap orang yang terlibat ditahan dan di hukum mati dengan meminum racun.

Ia berusia 42 tahun dan memiliki dua anak : Gyeongjong dan Pangeran Seongsu (diragukan).

Setelah peristiwa ini, Sukjong membuat hukum yang melarang selir-selir diijinkan menjadi Permaisuri di kemudian hari.

Jang hui-bin meninggalkan banyak cerita-cerita rakyat termasuk kehausannya akan kekuasaan dan sebuah cerita tentang kejadian sebelum kematiannya.

Walaupun demikian, karena ia merupakan ibu dari Putra Mahkota, ia diberikan gelar anumerta "Lady Oksan, Selir Istana yang Agung; Selir Prefektur yang Agung klan Indong Jang"



Tidak ada catatan tentang kehidupannya sebelum ia menjadi selir Sukjong. Ia adalah seorang pelayan air di dalam istana, dibawah Ratu Inhyeon. Di suatu malam, ia berdoa di dalam kamarnya untuk kesehatan Inhyeon, ketika Sukjong yang lewat di depannya setelah bepergian dari luar istana mendengarnya dan tersentuh akan ketukusan hatinya (Sukjong yang sedang menyesal pada sat itu), menjadikannya sebagai selirnya.

Ia menjadi suk-ui setelah melahirkan seorang putra pada tahun 1694. Selain anak ini, ia memiliki 2 orang putra lainnya (keduanya diragukan). Setelah Pangeran Yeoning (Yeongjo) lahir pada tahun 1694, ia dipromosikan menjadi "suk bin".

Ia diberikan gelar anumerta "Lady Hwagyeong, Selir Suk dari klan Choi"





2 komentar:

  1. wew, nice info.. meskipun perlu ditulis juga sumbernya dari mana. hehe

    oiya. di atas banyak tertulis "fraksi" utk menggambarkan kelompok politik di dalam kerajaan. ehmm merujuk pada banyak buku mengenai Politik dan Pemerintahan Korea yg pernah saya baca, itu semua bukan fraksi melainkan faksi politik. meskipun terdengar mirip, kata "faksi" punya makna yg berbeda dg "fraksi". tp monggo klo mau dicek, mungkin saja saya yg salah. hehe

    BalasHapus
  2. hehehe sumber info-nya sudah aku tulis kok, ntu paling atas dibawah tulisan judul, gak liat yach *_*

    dan soal tulisan "fraksi" = "faksi" tak CEK sek, tapi thankz bget wat info pengetahuan-ya, aku sbnr-nya kurang paham masalh politik hehe

    btw, karena ntu artikel dari wikipedia so gmn kalo nota protes-nya (seriuzzz amat) di-alamatkan ke wikipedia juga?! ^_^

    BalasHapus

give me your opinion, coment and other, terima kasih sudah berkunjung, bagi yang tersesat, aku senang anda tersesat hee