Selasa, 18 April 2017

ANDAI ANDAI BESEMAH PAGARALAM "JAMBU MBAK KULAK"

VERSI 1 
LI BEDA NARASINYE SAJE AME ALUR CERITENYE MASIH SAME


JAMBU MBAK KULAK


Dikisahkan seorang putri dan adiknya sedang berjalan menuju hutan. Di perjalanan, sang adik melihat jambu sebesar kulak (kaleng mentega ukuran 2 kg). Sang adik meminta Putri untuk mengambilkan jambu di atas pohon. Namun karena Putri tidak bisa memanjat, maka dia meminta Tupai yang kebetulan sedang lewat.

Putri: Tupai, maukah Engkau mengambilkan jambu untuk adikku? 
Tupai: Mau. Engkau ‘kan temanku. 

Dengan senang hati Putri menunggu Tupai mengambilkan jambu untuk Adiknya. Namun, setelah Tupai mendapatkan jambu, ternyata dia tidak mau memberikan jambu itu kepada Putri dan Adiknya. Tupai justru asyik memakan jambu itu.

Dengan sedih Putri dan Adiknya berjalan masuk ke dalam hutan untuk mencari pertolongan. Di dalam hutan, mereka bertemu dengan Kayu Bakar. Putri pun meminta pertolongan Kayu Bakar. 
Putri: Kayu Bakar, maukah kau memukul Tupai? Tupai tidak mau mengembalikan jambu adikku. 
Kata Kayu Bakar: Mengapa saya harus menolong mu? Tupai ‘kan teman ku.

Putri kembali berjalan mencari pertolongan, dan ia pun bertemu dengan Api. Putri pun kembali meminta pertolongan dengan Api. 
Putri: Api, maukah kau membakar Kayu Bakar? Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu adikku. 
Sahut Api: Mengapa saya harus membakar Kayu Bakar? Kayu Bakar kan temanku.

Putri bersedih karena tidak ada yang mau menolongnya. Dia dan adiknya berjalan lagi
masuk ke hutan dan bertemu Air. Kembali Putri meminta pertolongan Air. 
Putri berkata: Air, maukah kau mematikan Api? Api tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu Adikku. 
Ternyata air menolak permintaan Putri. “Mengapa saya harus memadamkan Api? Api kan temanku,” katanya.

Lagi-lagi Putri harus menelan kekecewaan karena tidak mendapatkan pertolongan dari Air.
Lalu dia berjalan lagi dan bertemu dengan Gunung. Putri pun meminta pertolongan Gunung. 
“Gunung, maukah kau menahan Air? Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu Adikku,” kata Putri. 
Gunung menyahut, “Mengapa saya harus menahan Air. Air kan teman ku.”

Dengan bersedih Putri melanjutkan perjalanannya dan bertemu dengan Kerbau. Dia pun kembali mencoba meminta pertolongan Kerbau. 
“Kerbau, maukah kau menghancurkan Gunung? Gunung tidak mau menahan Air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu Adikku,” kata Putri. 
Kerbau menjawab, “Mengapa saya harus menghancurkan Gunung? Gunung kan teman ku.”

Putri kemudian berjalan lagi dan bertemu dengan Tali. Ia mencoba untuk meminta bantuan dari Tali. 
Kata Putri, “Tali, maukah kau mengikat Kerbau? Kerbau tidak mau menghancurkan Gunung. Gunung tidak mau menahan air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu Adikku.” 
“Mengapa saya harus mengikat Kerbau. Kerbau kan temanku,” jawab Tali.

Dengan sedih Putri berjalan lagi dan bertemu dengan Tikus. 
Dia pun meminta pertolongan Tikus. Putri meminta Tikus untuk mengerat Tali. Tali tidak mau mengikat Kerbau. Kerbau tidak mau menghancurkan Gunung. Gunung tidak mau menahan Air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu Adikku. 
Tikus menjawab, “Mengapa saya harus mengerat Tali. Tali kan teman ku.”

Putri terus melanjutkan perjalanan dengan hati yang sedih. Bertemulah dia dengan Kucing. Dia pun minta pertolongan Kucing. 
Putri berkata, “Kucing, maukah kau memakan Tikus? Tikus tidak mau mengerat tali. Tali tidak mau mengikat Kerbau. Kerbau tidak mau menghancurkan Gunung. Gunung tidak mau menahan Air. Air tidak mau memadamkan Api. Api tidak mau membakar Kayu Bakar. Kayu Bakar tidak mau memukul Tupai. Tupai tidak mau mengembalikan jambu adikku.” 
Kucing dengan senang hati menjawab, “Tentu saja Saya mau.Tikus kan makanan Saya.”

Mendengar Kucing akan memakannya, segera Tikus berkata, “Daripada saya dimakan Kucing lebih baik saya mengerat Tali. Mengetahui Tikus akan mengeratnya, segera Tali berkata, “Daripada Tikus mengerat saya, lebih baik saya mengikat Kerbau. Lalu Kerbau mendengar bahwa ia akan diikat oleh Tali maka dia berkata, “Daripada saya diikat Tali lebih baik saya menghancurkan Gunung. Ketika gunung mengetahui akan dihancurkan oleh kerbau, ia pun mengancam akan menahan Air. Ketika Air mengetahui ia akan ditahan Gunung, Air pun berkata, “Daripada saya ditahan Gunung, lebih baik saya memadamkan Api.” Seterusnya, ketika Api mengetahui ia akan disiram Air, Api pun berkata, “Daripada saya dipadamkan oleh Air, lebih baik saya membakar Kayu Bakar.” Ketika Kayu Bakar tahu akan dibakar oleh Api, Kayu Bakar pun berkata, “Daripada saya dibakar Api lebih baik saya memukul Tupai.”

Akhirnya, Tupai mengetahui dirinya akan dipukul oleh Kayu Bakar, segera Tupai mengembalikan jambu kepada si Putri. 
Sayangnya, ternyata jambu yang dikembalikan tinggal sisa yang kecil, karena sepanjang perjalanan Putri meminta pertolongan, jambu selalu digigit oleh Tupai.