VERSI 2
LI BEDA NARASINYE SAJE AME ALUR CERITENYE MASIH SAME NEK INI BANYAK BASE INDONESIA-EE
"JAMBU MBAK KULAK"
LI BEDA NARASINYE SAJE AME ALUR CERITENYE MASIH SAME NEK INI BANYAK BASE INDONESIA-EE
"JAMBU MBAK KULAK"
Suatu hari ada
dua orang kakak beradik sedang berjalan di hutan. Tiba-tiba sang adik melihat
sebuah jambu mbak kulak (sebesar gentong). Sang adik pun ingin jambu itu.
"Kak,
ambilkah jambu itu," ucap adik pada kakak.
Sang kakak
bingung karena ia tidak bisa memanjat. Kemudian ia melihat tupai.
Kakak berkata
pada tupai, "Tupai, tolong aku. Tolong ambilkan jambu adikku."
Tupai berkata,
"Oke. Di mane jambunye ?"
Mereka pun pergi
ke pohon jambu.
"Oke, aku
ambilkan," kata tupai.
Setelah tupai
naik pohon, tupai malah memakan jambu itu sedikit-sedikit.
"Enaakkk,"
kata tupai.
Sang adik
menangis, karena tupai sedang memakan jambu mbak kulaknya.
"Tupai,
kembalikan jambu adikku," perintah kakak.
"Siniii.
Ambil sendiri," ucap Tupai dengan sombong sambil makan jambu.
Sang kakak dan
adik pun pergi. Kemudian bertemu dengan sumpit.
Kakak berkata, "Oi sumpit,
tolong aku. Tolong kami, sumpit tupai. Tupai nindak kembalikan jambu
adikku."
"Ndak ai..
Kami kawan," jawab sumpit sambil berlalu.
Sang adik makin
menangis. Kakak pun kebingungan. Kemudian mereka berjalan lagi dan bertemu
Puntung (Kayu Bakar).
"Oi puntung,
tolong aku. Tolong bagur (pukul) sumpit. Sumpit nindak nyumpit tupai. Tupai
nindak balikkan jambu adikku," pinta kakak.
"Nindak ai.
Kami kawan," jawab puntung dengan sombong.
Adik kian
menangis. Kemudian mereka berjalan lagi dan bertemu dengan api. Tanpa putus asa
sang kakak berusaha meminta bantuan.
"Oi api,
tolong aku. Tolong bakar puntung. Puntung nindak bagur sumpit. Sumpit nindak
nyumpit tupai. Tupai nindak balikkan jambu adikku."
"Nindak
aiii.. Kami kawan," jawab api.
Adik dan kakak
ini kian bingung. Mereka nyaris putus asa. Namun, di jalan mereka menemukan air
sungai. Lalu, sang kakak berkata lagi hal yang sama pada sungai.
Oi
ayek tulung aku. Tulung kamu padamkan api, api nindak bakar puntung, puntung
nindak bagur sumpit, sumpit nindak nyumpit tupai, tupai nindak balikkah jambu
adikku, ” kata kakak. ” Nggup ai. kami kawan, ” jawab ayek.
Kemudian
adik kakak itu berjalan lagi dan bertemu gunung. ” Oi gunung tolong aku. Tolong
kamu hempas ayek. Ayek nindak padamkah api. Api nindak bakar puntung. puntung
nindak bagur sumpit nindak nyumpit tupai.Tupai nindak balikkah jambu
adikku,”ujar kakak.”Enggup, kami kawan,”jawab gunung.
Kemudian,
mereka berjalan lagi.lalu bertemu dengan seekor kerbau besar. sang kakak
langsung berkata,”oi kerbau tolong aku. tolong kamu suntur gunung. Gunung
nindak hempas ayek. ayek nindak padamkah api. Api nindak bakar puntung.puntung
nindak bagur sumpit.sumpit nindak nyumpit tupai. Tupai nindak balikkah jambu
adikku,”minta sang kakak, sementara sang adik masih menangis.”Enggup ai. Kami
kawan,”jawab kerbau sambil makan rumput.
sang
adik pun semakin jadi menangis. Kakak kebingungan. Kemudian mereka melihat tali
sedang mengikat pohon. Kakak berkata,”oi taliii tulung aku. Tolong kamu kebat
kerbau. Kerbau nindak nyuntur gunung. Gunung nindak ngempas ayek. Ayek nindak
madamkah api. Api nindak bakar puntung. Puntung nindak bagur sumpit. Sumpit
nindak nyumpit tupai. Tupai nindak balikkah jambu adingku,”minta kakak penuh
harap.
Tali
merasa iba melihat si adik dan tali juga benci dengan kerbau. Kemudian tali
menjawab,”au, aku tolong. Dimane kerbaunye ?,” tanya tali. Sang kakak sangat
senang dan bergegas menunjukan dimana kerbau. “Disane,”kata kakak sambil
menunjuk kerbau.
“Kerbau
sini kaba. Kuikat. Kaba nindak nyuntur gunung,”teriak tali sambil berlari ke arah
kerbau dan segera mengikat kerbau.”Oiii au au. Ampun tali jangan kebat aku. Au
aku suntur gunung. Dimane gunungnye ?,” tanya kerbau.Disane jawab sang kakak
menunjuk gunung. Si kerbau langsung ngamuk, berlari menuju gunung. Gunuuung
kusuntur kaba . Kaba nindak ngempas ayek,” teriak kerbau. Kerbau menyuntur
gunung. kemudian gunung berkata ” ampun kerbau jangan suntur aku. au aku empas
ayek. dimane ayeknye?,” tanya gunung. Kemudian sang kakak menunjukkan
dimana ayeknya. Gunung langsung merah dan bersiap menghempas ayek. ” Ayek.
kuhempas kaba. Kaba nindak madamkah api,” teriak gunung.
Mengetahui
gunung hendak menghempasnya, ayek ketakutan dan langsung menjawab dengan
gugupau nung. Jangan hempas aku nung. Au aku padangkah api. Tolong jangan
hempas aku. Dimane apinye,?” tanye ayek. Sang kakak menunjukkan dimana api.
Terlihat api sedang santai sambil membakar sampah. ” Api. Kupadamkah kamu
nindak bakar puntung,” teriak ayek sambil membuat pusaran bersiap memadamkan
api.
Api
langsung kaget mendengar suara ayek. Tidak biasanya ayek semarah ini dengan
api. Api langsung lari dan ayek mengejar ayek hingga kedalam hutan. ”
Tolong-tolong,” teriak api. ” Au aku bakar puntung. Anye tolong jangan padamkah
aku, ” pinta api. ” Disane, ” jawab kakak. Api langsung menjalar kepuntung. ”
Kubakar kau puntung maaf nian puntung aku nindak dipadamkah ayek, ” teriak api.
Puntung kaget api mendekat dengannya dengan api yang terpanas. ” jadi arang kau
puntung, kau nindak bagur sumpit, ” teriak api.
“Jangaaan.
Au jangan pi, jangan bakar aku tolong. Au aku galak bagur sumpit. Anye jangan
bakar aku, ” minta puntung dengan penuh harapan. Puntung pun bergegas mencari
sumpit. Terlihat sumpit sedang asik menyumpit mie. Puntung mengejarnya,
“sumpit. Disini kaba. Kubagur kaba. Kaba nindak nyumpit tupai,” teriak puntung.
Sumpit
kaget melihat puntung, ” aaargh. Jangan bagur aku puntung. Au aku galak nyumpit
tupai anye jangan bagur aku, ” minta sumpit sambil berdiri dimangkok. Sumpit
pun langsung meencari tupai. Terlihat tupai sedang asik makan jambu si adik. ”
Tupai. Kusumpit kaba. Amu nindak balekkah jambu adik tu,” teriak sumpit dengan
cuek.
Tupai menjawab “au nah. Ambillah jambunye,” kata tupai sambil memberikan
jambu ke adik.
Akhirnya
adik bisa makan jambu. namun ternyata ambunya tinggal sedikit.. padahal tadi
jambunya mbak kulak. adik pun tetap memakan jambu itu.